Senin, 01 Maret 2010

Mereka Yang Berjumpa Dengan Imam Mahdi as Di Masa Gaib Kubra

Mereka Yang Berjumpa Dengan Imam Mahdi as Di Masa Gaib Kubra


Mereka yang telah mendapatkan berkah dengan berjumpa imam Mahdi as di masa gaib kubra (lama) sangatlah banyak, dan sulit untuk dihitung, sebagaimana kita juga akan kesulitan untuk menghitung nama-nama orang yang telah tercatat namanya dalam sejarah dan buku hadis dalam hal ini.

Syekh Majlisi –semoga Allah SWT merahmati beliau- telah menyebutkan nama-nama mereka yang telah mendapat kemulian berjumpa dengan imam Mahdi as di masa gaib kubra beliau, sebagaimana terdapat dalam kitab beliau yang sangat berharga Biharul anwar.[1]

Syekh Nuri dalam kitab al-Najmu Tsaqib juga menyebut seratus kisah orang-orang yang berjumpa dengan imam Mahdi as kemudian beliau memilih 58 kisah darinya dan dituangkan dalam buku yang lain Jannatul ma’wa.

Para ulama terdahulu dan kontemporer telah menyusun dan menulis buku-buku yang khusus menyoroti mereka-mereka yang telah berjumpa dengan imam Mahdi as, seperti buku: tabshiratul wali fi man Ra’a al-imamal mahdi, karya sayyid Hasyim al-Bahrani, tadzkiratul thalib, fi man Ra’a imamal gaib, darus salam fi man faza bi salamil imam, karya syekh Mahmud al-Maitsami al-Iraqi, badai’ul kalam fi man ijtama’a bil imam, karya sayyid Jamaluddin Muhammad bin Husain al-Yazdi Thaba’thabai, al-bahjatu fi man faza bi liqail hujjah, karya Mirza Muhammad Taqi al-Almasi al- isfahani, dan buku al-‘Abqariyul hishan fi tawarikh shahibu zaman, karya Syekh Ali Akbar al-Nahawandi.

Adapun kisah mereka-mereka yang telah berjumpa dengan imam Mahdi as di zaman kita sekarang, -yang pasti tidak banyak disoroti dan ditulis olah sejarawan maupun ahli hadis- sangatlah banyak jumlahnya.

Mengingat kisah-kisah tersebut memiliki nilai-nilai yang amat berarti, maka kita di sini hanya akan menyebutkan sepuluh kisah saja.

Dan layak disebutkan di sini, bahwa mayoritas dari mereka yang telah mendapatkan kemuliaan berjumpa dengan imam Mahdi as mereka tidak mengabarkan dan mengiklankan hal tersebut kepada kahalayak ramai, karena takut akan ketenaran atau takut dituduh sebagai orang-orang pembohong dan pembual sehingga tiada orang yang mau mempercanyai mereka, atau sebagai salah satu bentuk taqiyah dan tindakan wasada dan berhati-hati dari para telek sandi penguasa atau yang lain, oleh karena itu mereka lebih memilih tutup mulut dan diam dari pada harus memberitahukannya kepada orang lain.

Sedang sebagian lagi yang telah memberitahukan bahwa dirinya telah berjumpa dengan imam Mahdi as, yang telah sampai kepada kita kabar beritanya, bisa jadi dikarenakan kebutuhan dan keterpaksaan dan kewajiaban syar’i menuntut hal yang demikian sebagai pengokohan terhadap kebenaran dan penguat bagi keyakinan manusia